Gambar Larangan Macam Macam Tanda Di Tempat Umum Dan Artinya

Gambar Larangan Macam Macam Tanda Di Tempat Umum Dan Artinya

Kelenteng (Konghucu)

Ilustrasi Kelenteng Kwan Sing Bio (sumber: visitingtuban.blogspot.com)

Agama Konghucu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang disebut kelenteng. Di beberapa daerah, kelenteng kerap disebut dengan nama Tokong. Nama tersebut diambil dari bunyi lonceng saat penyelenggaraan upacara.

Selain menjadi tempat beribadah, kelenteng juga berfungsi sebagai simbol ajaran kepercayaan, tempat sumber ajaran spiritual, pusat kegiatan sosial, pusat pembauran kesenian, dan penanda sejarah perkembangan masyarakat Tionghoa. Secara umum, kelenteng memiliki bangunan khas bergaya Tiongkok.

Kemunculan bangunan tua tempat pemujaan pada Konfusius di Pontianak menjadi awal perkembangan agama Konghucu pada abad ke-17. Indonesia sendiri memiliki beberapa kelenteng bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Itulah tempat beribadah berbagai agama yang diakui di Indonesia. Sebagai bangsa majemuk, Indonesia tentu terlibat untuk menata kehidupan beragama. Masing-masing pemeluk agama memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan kehidupan beragama sesuai dengan ajarannya. Semoga keberagaman yang ada dapat menjadi sumber kekayaan budaya bangsa.

Gereja (Kristen Katolik)

Ilustrasi Gereja Kepanjen Surabaya (sumber: www.wisataidn.com)

Pemeluk agama Kristen Katolik menyebut tempat ibadahnya dengan nama gereja. Perbedaan antara gereja Protestan dan gereja Katolik terletak pada desain bangunannya. Gereja Katolik umumnya memiliki desain bangunan yang lebih klasik.

Kemudian gereja Katolik biasanya memiliki sudut lancip yang mengarah ke atas pada bangunan luarnya. Pada gereja Katolik terdapat salib dan patung Yesus Kristus yang ditempatkan di tengah fasad bangunan.

Gereja Katolik di Indonesia memiliki persekutuan dengan Paus atau Uskup Roma yang memegang otoritas tertinggi bersama Dewan Uskup. Kedatangan bangsa Portugis ke Maluku pada tahun 1.534 menjadi awal sejarah gereja Katolik di Indonesia.

Kemudian di tahun 1.546-1.547, Santo Fransiskus Xaverius datang mengunjungi Ambon, Sapuara, dan Ternate untuk membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Kata gereja dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, yakni “umat”.

Pertama, gereja bukanlah sebuah gedung melainkan persekutuan orang Kristen. Kedua, gereja dapat diartikan sebagai sebuah pertemuan atau perhimpunan ibadah umat Kristen. Indonesia sendiri memiliki beberapa gereja Katolik bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Ilustrasi Pura Besakih Bali (sumber: tripsavvy.com)

Hindu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang dikenal dengan nama pura untuk umat Hindu. Sementara sebutan Wasi sebagai tempat ibadah agama Hindu dikhususkan untuk pemuka agamanya.

Agama Hindu yang tersebar di seluruh Nusantara masuk pada awal tahun masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan prasasti peninggaran Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

Agama Hindu sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang jika dibandingkan dengan agama resmi lain di Indonesia. Sebagian besar umat Hindu berdomisili di Bali. Secara umum, bangunan pura di Indonesia dirancang dengan bangunan terbuka yang dikelilingi oleh tembok.

Kemudian bangunan pura memiliki gerbang yang saling terhubung dengan banyak ukiran terpahat. Di Indonesia sendiri, pura terkonsentrasi di Bali yang memiliki mayoritas penduduk penganut agama Hindu.

Kata “pura” sebagai tempat ibadah umat Hindu berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kota, kota dengan menara atau istana, dan kota berbenteng. Bangunan pura memiliki struktur dengan konsep trimandala yang berkaitan erat dengan derajat kesuciannya.

Struktur Pura terbagi menjadi tiga, yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Mari kita bahas satu per satu. Pada bagian nista mandala atau jaba pisan merupakan zona terluar yang menjadi pintu masuk dari lingkungan luar.

Zona tersebut biasanya berupa taman atau lapangan yang kerap digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau persiapan berbagai upacara. Kemudian bagian madya mandala atau jaba tengah merupakan fasilitas pendukung atau zona tengah tempat aktivitas umat.

Zona tersebut biasanya diisi dengan bale gong, bale kulkul, wantilan, bale perantenan, dan bale pesandekan. Terakhir, bagian utama mandala atau jero yang menjadi zona paling suci di dalam pura. Di zona tersebut Grameds akan menemukan padmasana, bale piyasan, pelinggih meru, bale pepelik, bale pawedan, bale murda, dan bale gedong penyimpanan.

Selain berfungsi sebagai tempat beribadah bagi umat Hindu, pura kerap dijadikan sebagai tempat pendidikan moral, tempat mewujudkan rasa bhakti kepada Tuhan, dan tempat mendidik keterampilan. Indonesia sendiri memiliki beberapa pura bersejarah yang cukup terkenal di Bali, yakni:

Baca Juga: 6 Agama di Indonesia

Ilustrasi Vihara Avalokitesvara (sumber: pinterest.com)

Agama Buddha sebagai agama tertua di dunia memiliki tempat ibadah yang bernama vihara atau kuil. Vihara sebagai tempat beribadah umat Buddha berasal dari bahasa Pali India Kuno yang berarti tempat tinggal atau tempat melakukan puja bhakti.

Secara umum, vihara sebagai tempat ibadah merupakan komplek yang terdiri dari dhammasala, uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Selain itu, bangunan vihara biasanya memiliki gaya arsitektur khas Tiongkok yang telah berbaur dengan kearifan lokal.

Selain berfungsi sebagai pusat keagamaan, vihara juga berfungsi sebagai pusat pendidikan, pengembangan budaya, pengembangan sosial kemasyarakatan, dan tempat pertemuan atau pelantikan organisasi Buddha. Berdoa, bermeditasi, dan membaca parrita menjadi kegiatan yang kerap dilakukan di dalam vihara.

Kompleks vihara yang dikelilingi pagar memiliki beberapa relief dengan keunikannya. Indonesia sendiri memiliki beberapa vihara tertua yang cukup terkenal, yaitu:

Kelenteng (Konghucu)

Ilustrasi Kelenteng Kwan Sing Bio (sumber: visitingtuban.blogspot.com)

Agama Konghucu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang disebut kelenteng. Di beberapa daerah, kelenteng kerap disebut dengan nama Tokong. Nama tersebut diambil dari bunyi lonceng saat penyelenggaraan upacara.

Selain menjadi tempat beribadah, kelenteng juga berfungsi sebagai simbol ajaran kepercayaan, tempat sumber ajaran spiritual, pusat kegiatan sosial, pusat pembauran kesenian, dan penanda sejarah perkembangan masyarakat Tionghoa. Secara umum, kelenteng memiliki bangunan khas bergaya Tiongkok.

Kemunculan bangunan tua tempat pemujaan pada Konfusius di Pontianak menjadi awal perkembangan agama Konghucu pada abad ke-17. Indonesia sendiri memiliki beberapa kelenteng bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Itulah tempat beribadah berbagai agama yang diakui di Indonesia. Sebagai bangsa majemuk, Indonesia tentu terlibat untuk menata kehidupan beragama. Masing-masing pemeluk agama memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan kehidupan beragama sesuai dengan ajarannya. Semoga keberagaman yang ada dapat menjadi sumber kekayaan budaya bangsa.

6 Macam Tempat Ibadah Agama di Indonesia – Indonesia sebagai negara majemuk memiliki beraneka ragam suku, budaya, agama, dan kepercayaan. Enam agama resmi yang diakui di Indonesia tentu memiliki hari besar, cara beribadah dan tempat beribadah yang berbeda-beda.

Indonesia memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai ajarannya masing-masing. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28E ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya”.

Perbedaan agama di Indonesia telah ada sejak zaman dahulu. Bangsa India awalnya memperkenalkan agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Kemudian disusul oleh kedatangan bangsa Gujarat yang membawa agama Islam.

Selanjutnya, agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Terakhir, bangsa China datang dan mulai membawa ajaran agama Konghucu.

Dalam urusan kepercayaan, Indonesia merupakan negara yang sangat menghormati perbedaan agama. Enam agama yang diakui di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri.

Indonesia mengakui agama atau kepercayaan sebagai elemen penting kepada Sang Pencipta. Hal tersebut menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai sosial.

Sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi bukti bahwa Indonesia menghargai berbagai agama atau kepercayaan sebagai elemen penting dalam kehidupan. Berbicara mengenai agama tentu berkaitan erat dengan rumah ibadah.

Setiap agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia memerlukan tempat beribadah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Masing-masing tempat ibadah tentu memiliki bentuk dan pengaturan yang menjadi ciri khas.

Masyarakat kerap mengartikan rumah ibadah sebagai sarana keagamaan yang penting bagi setiap pemeluk agama di suatu tempat. Kemudian rumah ibadah sendiri identik dengan simbol “keberadaan” pemeluk agama.

Selain sebagai simbol, rumah ibadah juga berguna sebagai tempat melakukan ibadah dan penyiaran agama. Sebagai tempat peribadahan, rumah ibadah diharapkan mampu memberikan dorongan yang kuat dan terarah kepada jemaahnya.

Hal tersebut bertujuan agar kehidupan spiritual pemeluk agama tersebut menjadi lebih baik. Sebagai sarana yang penting, tempat ibadah menjadi prioritas utama agar kenyamanan umat dalam melakukan ibadah terjamin.

Dalam melakukan kewajiban beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, sarana tempat ibadah dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama. Artikel kali ini akan membahas mengenai berbagai tempat beribadah di Indonesia. Penasaran apa saja nama tempat ibadah di Indonesia? Yuk, simak artikel ini sampai tuntas.

a.m. [ante meridiem] –

before midday atau pagi sebelum tengah hari, dimulai pukul 00.01 hingga 12.00, PS: jam 12 siang (midnoon) adalah 12 am ya. contohnya: I planned to see rebecca at 11 am in her office / Saya sudah berencana menemui rebecca jam 11 siang.

p.m. [post meridiem] –

after midday, atau setelah jam 12 siang. Dimulai pukul 12.01 hingga 24.00, so kita menyebut tengah malam (midnight) sebagai 12 pm. OK! Contoh: There was no one outside when it was 12 pm / Tidak ada orang di luar saat jam 12 tengah malam.

Tempat Ibadah Agama di Indonesia

Ilustrasi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh (sumber: sidoharind.co.id)

Simbol tempat beribadah bagi umat Islam ialah masjid. Masjid atau dalam padanan bahasa Inggris disebut mosque merupakan tempat ibadah umat islam atau muslim. Kata mosque sendiri berasal dari bahasa Spanyol, yakni mezquita.

Selain difungsikan sebagai tempat beribadah, masjid merupakan tempat bermusyawarah kaum muslimin untuk memecahkan persoalan yang timbul dalam masyarakat. Kemudian masjid juga berfungsi sebagai wadah untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan kaum muslimin, lho Grameds.

Tak hanya itu, masjid kerap berguna untuk kegiatan perayaan hari besar, membina keutuhan ikatan jemaah, tempat berkonsultasi, dan lain sebagainya. Secara umum, sebuah kubah menjadi ciri khas pada eksterior masjid di Indonesia.

Untuk bagian interior, masjid Indonesia kerap menggunakan dekorasi kaligrafi di dinding dan mimbar tempat khatib menyampaikan ceramah. Masyarakat Indonesia memiliki sebutan khusus untuk masjid yang memiliki ukuran lebih kecil. Mereka biasa menyebutnya sengan sebutan musala, surau, dan langgar.

Dalam sejarah Islam, masjid menduduki peranan yang penting dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Indonesia sendiri memiliki beberapa masjid bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Kelenteng (Konghucu)

Ilustrasi Kelenteng Kwan Sing Bio (sumber: visitingtuban.blogspot.com)

Agama Konghucu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang disebut kelenteng. Di beberapa daerah, kelenteng kerap disebut dengan nama Tokong. Nama tersebut diambil dari bunyi lonceng saat penyelenggaraan upacara.

Selain menjadi tempat beribadah, kelenteng juga berfungsi sebagai simbol ajaran kepercayaan, tempat sumber ajaran spiritual, pusat kegiatan sosial, pusat pembauran kesenian, dan penanda sejarah perkembangan masyarakat Tionghoa. Secara umum, kelenteng memiliki bangunan khas bergaya Tiongkok.

Kemunculan bangunan tua tempat pemujaan pada Konfusius di Pontianak menjadi awal perkembangan agama Konghucu pada abad ke-17. Indonesia sendiri memiliki beberapa kelenteng bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Itulah tempat beribadah berbagai agama yang diakui di Indonesia. Sebagai bangsa majemuk, Indonesia tentu terlibat untuk menata kehidupan beragama. Masing-masing pemeluk agama memiliki kesempatan yang sama untuk menciptakan kehidupan beragama sesuai dengan ajarannya. Semoga keberagaman yang ada dapat menjadi sumber kekayaan budaya bangsa.

6 Macam Tempat Ibadah Agama di Indonesia – Indonesia sebagai negara majemuk memiliki beraneka ragam suku, budaya, agama, dan kepercayaan. Enam agama resmi yang diakui di Indonesia tentu memiliki hari besar, cara beribadah dan tempat beribadah yang berbeda-beda.

Indonesia memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai ajarannya masing-masing. Hal tersebut tertuang dalam Pasal 28E ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya”.

Perbedaan agama di Indonesia telah ada sejak zaman dahulu. Bangsa India awalnya memperkenalkan agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Kemudian disusul oleh kedatangan bangsa Gujarat yang membawa agama Islam.

Selanjutnya, agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang datang ke Indonesia. Terakhir, bangsa China datang dan mulai membawa ajaran agama Konghucu.

Dalam urusan kepercayaan, Indonesia merupakan negara yang sangat menghormati perbedaan agama. Enam agama yang diakui di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri.

Indonesia mengakui agama atau kepercayaan sebagai elemen penting kepada Sang Pencipta. Hal tersebut menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai sosial.

Sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi bukti bahwa Indonesia menghargai berbagai agama atau kepercayaan sebagai elemen penting dalam kehidupan. Berbicara mengenai agama tentu berkaitan erat dengan rumah ibadah.

Setiap agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia memerlukan tempat beribadah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Masing-masing tempat ibadah tentu memiliki bentuk dan pengaturan yang menjadi ciri khas.

Masyarakat kerap mengartikan rumah ibadah sebagai sarana keagamaan yang penting bagi setiap pemeluk agama di suatu tempat. Kemudian rumah ibadah sendiri identik dengan simbol “keberadaan” pemeluk agama.

Selain sebagai simbol, rumah ibadah juga berguna sebagai tempat melakukan ibadah dan penyiaran agama. Sebagai tempat peribadahan, rumah ibadah diharapkan mampu memberikan dorongan yang kuat dan terarah kepada jemaahnya.

Hal tersebut bertujuan agar kehidupan spiritual pemeluk agama tersebut menjadi lebih baik. Sebagai sarana yang penting, tempat ibadah menjadi prioritas utama agar kenyamanan umat dalam melakukan ibadah terjamin.

Dalam melakukan kewajiban beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, sarana tempat ibadah dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama. Artikel kali ini akan membahas mengenai berbagai tempat beribadah di Indonesia. Penasaran apa saja nama tempat ibadah di Indonesia? Yuk, simak artikel ini sampai tuntas.

Gereja (Kristen Protestan)

Ilustrasi Gereja Injil Minahasa (sumber: www.gmim.or.id)

Gereja merupakan tempat ibadah bagi agama Kristen Protestan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Selain digunakan sebagai tempat beribadah, gedung gereja berguna untuk membangun relasi antar jemaat dan masyarakat luas.

Gereja sebagai sebuah bangunan atau struktur dibangun dengan tujuan utama untuk memfasilitasi pertemuan. Gereja juga memiliki fungsi sosial dan komunitas yang berperan penting dalam membantu orang lain.

Kata gereja sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni “Ekklesia” yang berarti perkumpulan atau orang-orang yang dipanggil keluar. Penggunaan salib pada bagian luar bangunan menjadi ciri utama yang sangat khas dari sebuah gereja.

Selain itu, gereja tradisional biasanya memiliki sebuah kubah atau menara pada bagian atas bagunan. Sedangkan pada gereja yang lebih modern biasanya memiliki variasi tata letak dan arsitektur.

Sejarah gereja di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bangsa Belanda. Gereja Protestan di Indonesia berkembang pesat dalam pengawasan dan tanggung jawab VOC pada masa kolonial Belanda.

Bagi pemerintah Belanda, bangunan gereja pada masa itu sangatlah istimewa. Dapat dikatakan bahwa jemaat Indonesia merupakan perwujudan jemaat Belanda dengan ajaran Calvinis. Indonesia sendiri memiliki beberapa gereja Protestan bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Gereja (Kristen Katolik)

Ilustrasi Gereja Kepanjen Surabaya (sumber: www.wisataidn.com)

Pemeluk agama Kristen Katolik menyebut tempat ibadahnya dengan nama gereja. Perbedaan antara gereja Protestan dan gereja Katolik terletak pada desain bangunannya. Gereja Katolik umumnya memiliki desain bangunan yang lebih klasik.

Kemudian gereja Katolik biasanya memiliki sudut lancip yang mengarah ke atas pada bangunan luarnya. Pada gereja Katolik terdapat salib dan patung Yesus Kristus yang ditempatkan di tengah fasad bangunan.

Gereja Katolik di Indonesia memiliki persekutuan dengan Paus atau Uskup Roma yang memegang otoritas tertinggi bersama Dewan Uskup. Kedatangan bangsa Portugis ke Maluku pada tahun 1.534 menjadi awal sejarah gereja Katolik di Indonesia.

Kemudian di tahun 1.546-1.547, Santo Fransiskus Xaverius datang mengunjungi Ambon, Sapuara, dan Ternate untuk membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Kata gereja dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, yakni “umat”.

Pertama, gereja bukanlah sebuah gedung melainkan persekutuan orang Kristen. Kedua, gereja dapat diartikan sebagai sebuah pertemuan atau perhimpunan ibadah umat Kristen. Indonesia sendiri memiliki beberapa gereja Katolik bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Ilustrasi Pura Besakih Bali (sumber: tripsavvy.com)

Hindu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang dikenal dengan nama pura untuk umat Hindu. Sementara sebutan Wasi sebagai tempat ibadah agama Hindu dikhususkan untuk pemuka agamanya.

Agama Hindu yang tersebar di seluruh Nusantara masuk pada awal tahun masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan prasasti peninggaran Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

Agama Hindu sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang jika dibandingkan dengan agama resmi lain di Indonesia. Sebagian besar umat Hindu berdomisili di Bali. Secara umum, bangunan pura di Indonesia dirancang dengan bangunan terbuka yang dikelilingi oleh tembok.

Kemudian bangunan pura memiliki gerbang yang saling terhubung dengan banyak ukiran terpahat. Di Indonesia sendiri, pura terkonsentrasi di Bali yang memiliki mayoritas penduduk penganut agama Hindu.

Kata “pura” sebagai tempat ibadah umat Hindu berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kota, kota dengan menara atau istana, dan kota berbenteng. Bangunan pura memiliki struktur dengan konsep trimandala yang berkaitan erat dengan derajat kesuciannya.

Struktur Pura terbagi menjadi tiga, yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Mari kita bahas satu per satu. Pada bagian nista mandala atau jaba pisan merupakan zona terluar yang menjadi pintu masuk dari lingkungan luar.

Zona tersebut biasanya berupa taman atau lapangan yang kerap digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau persiapan berbagai upacara. Kemudian bagian madya mandala atau jaba tengah merupakan fasilitas pendukung atau zona tengah tempat aktivitas umat.

Zona tersebut biasanya diisi dengan bale gong, bale kulkul, wantilan, bale perantenan, dan bale pesandekan. Terakhir, bagian utama mandala atau jero yang menjadi zona paling suci di dalam pura. Di zona tersebut Grameds akan menemukan padmasana, bale piyasan, pelinggih meru, bale pepelik, bale pawedan, bale murda, dan bale gedong penyimpanan.

Selain berfungsi sebagai tempat beribadah bagi umat Hindu, pura kerap dijadikan sebagai tempat pendidikan moral, tempat mewujudkan rasa bhakti kepada Tuhan, dan tempat mendidik keterampilan. Indonesia sendiri memiliki beberapa pura bersejarah yang cukup terkenal di Bali, yakni:

Baca Juga: 6 Agama di Indonesia

Ilustrasi Vihara Avalokitesvara (sumber: pinterest.com)

Agama Buddha sebagai agama tertua di dunia memiliki tempat ibadah yang bernama vihara atau kuil. Vihara sebagai tempat beribadah umat Buddha berasal dari bahasa Pali India Kuno yang berarti tempat tinggal atau tempat melakukan puja bhakti.

Secara umum, vihara sebagai tempat ibadah merupakan komplek yang terdiri dari dhammasala, uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Selain itu, bangunan vihara biasanya memiliki gaya arsitektur khas Tiongkok yang telah berbaur dengan kearifan lokal.

Selain berfungsi sebagai pusat keagamaan, vihara juga berfungsi sebagai pusat pendidikan, pengembangan budaya, pengembangan sosial kemasyarakatan, dan tempat pertemuan atau pelantikan organisasi Buddha. Berdoa, bermeditasi, dan membaca parrita menjadi kegiatan yang kerap dilakukan di dalam vihara.

Kompleks vihara yang dikelilingi pagar memiliki beberapa relief dengan keunikannya. Indonesia sendiri memiliki beberapa vihara tertua yang cukup terkenal, yaitu:

Gereja (Kristen Katolik)

Ilustrasi Gereja Kepanjen Surabaya (sumber: www.wisataidn.com)

Pemeluk agama Kristen Katolik menyebut tempat ibadahnya dengan nama gereja. Perbedaan antara gereja Protestan dan gereja Katolik terletak pada desain bangunannya. Gereja Katolik umumnya memiliki desain bangunan yang lebih klasik.

Kemudian gereja Katolik biasanya memiliki sudut lancip yang mengarah ke atas pada bangunan luarnya. Pada gereja Katolik terdapat salib dan patung Yesus Kristus yang ditempatkan di tengah fasad bangunan.

Gereja Katolik di Indonesia memiliki persekutuan dengan Paus atau Uskup Roma yang memegang otoritas tertinggi bersama Dewan Uskup. Kedatangan bangsa Portugis ke Maluku pada tahun 1.534 menjadi awal sejarah gereja Katolik di Indonesia.

Kemudian di tahun 1.546-1.547, Santo Fransiskus Xaverius datang mengunjungi Ambon, Sapuara, dan Ternate untuk membaptis beberapa ribu penduduk setempat. Kata gereja dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti, yakni “umat”.

Pertama, gereja bukanlah sebuah gedung melainkan persekutuan orang Kristen. Kedua, gereja dapat diartikan sebagai sebuah pertemuan atau perhimpunan ibadah umat Kristen. Indonesia sendiri memiliki beberapa gereja Katolik bersejarah yang cukup terkenal, yaitu:

Ilustrasi Pura Besakih Bali (sumber: tripsavvy.com)

Hindu sebagai agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki tempat ibadah yang dikenal dengan nama pura untuk umat Hindu. Sementara sebutan Wasi sebagai tempat ibadah agama Hindu dikhususkan untuk pemuka agamanya.

Agama Hindu yang tersebar di seluruh Nusantara masuk pada awal tahun masehi. Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan prasasti peninggaran Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.

Agama Hindu sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang jika dibandingkan dengan agama resmi lain di Indonesia. Sebagian besar umat Hindu berdomisili di Bali. Secara umum, bangunan pura di Indonesia dirancang dengan bangunan terbuka yang dikelilingi oleh tembok.

Kemudian bangunan pura memiliki gerbang yang saling terhubung dengan banyak ukiran terpahat. Di Indonesia sendiri, pura terkonsentrasi di Bali yang memiliki mayoritas penduduk penganut agama Hindu.

Kata “pura” sebagai tempat ibadah umat Hindu berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kota, kota dengan menara atau istana, dan kota berbenteng. Bangunan pura memiliki struktur dengan konsep trimandala yang berkaitan erat dengan derajat kesuciannya.

Struktur Pura terbagi menjadi tiga, yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Mari kita bahas satu per satu. Pada bagian nista mandala atau jaba pisan merupakan zona terluar yang menjadi pintu masuk dari lingkungan luar.

Zona tersebut biasanya berupa taman atau lapangan yang kerap digunakan untuk kegiatan pementasan tari atau persiapan berbagai upacara. Kemudian bagian madya mandala atau jaba tengah merupakan fasilitas pendukung atau zona tengah tempat aktivitas umat.

Zona tersebut biasanya diisi dengan bale gong, bale kulkul, wantilan, bale perantenan, dan bale pesandekan. Terakhir, bagian utama mandala atau jero yang menjadi zona paling suci di dalam pura. Di zona tersebut Grameds akan menemukan padmasana, bale piyasan, pelinggih meru, bale pepelik, bale pawedan, bale murda, dan bale gedong penyimpanan.

Selain berfungsi sebagai tempat beribadah bagi umat Hindu, pura kerap dijadikan sebagai tempat pendidikan moral, tempat mewujudkan rasa bhakti kepada Tuhan, dan tempat mendidik keterampilan. Indonesia sendiri memiliki beberapa pura bersejarah yang cukup terkenal di Bali, yakni:

Baca Juga: 6 Agama di Indonesia

Ilustrasi Vihara Avalokitesvara (sumber: pinterest.com)

Agama Buddha sebagai agama tertua di dunia memiliki tempat ibadah yang bernama vihara atau kuil. Vihara sebagai tempat beribadah umat Buddha berasal dari bahasa Pali India Kuno yang berarti tempat tinggal atau tempat melakukan puja bhakti.

Secara umum, vihara sebagai tempat ibadah merupakan komplek yang terdiri dari dhammasala, uposathagara, kuthi, dan bhavana sabha. Selain itu, bangunan vihara biasanya memiliki gaya arsitektur khas Tiongkok yang telah berbaur dengan kearifan lokal.

Selain berfungsi sebagai pusat keagamaan, vihara juga berfungsi sebagai pusat pendidikan, pengembangan budaya, pengembangan sosial kemasyarakatan, dan tempat pertemuan atau pelantikan organisasi Buddha. Berdoa, bermeditasi, dan membaca parrita menjadi kegiatan yang kerap dilakukan di dalam vihara.

Kompleks vihara yang dikelilingi pagar memiliki beberapa relief dengan keunikannya. Indonesia sendiri memiliki beberapa vihara tertua yang cukup terkenal, yaitu:

mph [miles per hour]  –

mil per jam, menunjukkan satuan kecepatan alam berkendara.Di Indonesia kita mengenal km/jam. Contoh: You’d better not drive more than 60 mph or you will be chased by policemen / Kamu sebaiknya tidak berkendara lebih dari 60 km/jam atau kamu akan dikejar para polisi.